![]() |
| Ilustrasi gerhana Matahari (Pixabay) |
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan pada 20 April 2023 mendatang, Indonesia bisa kembali menyaksikan gerhana matahari hibrida yang bertepatan dengan konjungsi (itjimak) akhir Ramadhan 1444 hijriah.
“Disebut hibrida karena dalam satu jalur gerhana, terdapat gerhana matahari total di tempat tertentu dan gerhana matahari cicin di tempat lainnya,” ujar peneliti pusat Sains Antartika BRIN, Andi Pangerang, mengutip ANTARA, Selasa (25/10/22).
Andi mengatakan bahwa Indonesia hanya akan dilintasi jalur gerhana matahari total saja, sedangkan jalur gerhana matahari cincin berada di perairan barat daya Australia dan perairan Pasifik Tengah.
Nantinya, gerhana matahari hibrida akan melalui Timor Leste, sebagian Maluku yaitu Kepulauan Leti, Kepulauan Damar, Kepulauan Watubela, Papua Barat dan Biak.
Sementara untuk daerah lain di Indonesia hanya bisa melihat sebagian gerhana matahari dengan ketertutupan kurang dari 100 persen.
Tak hanya itu, Indonesia juga bisa menyaksikan gerhana bulan total pada 8 November 2022 dengan durasi total selama satu jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian+total) selama tiga jam 29 menit 50 detik.
Puncak gerhana bulan dapat dilihat di seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
Diketahui, gerhana Bulan total terjadi saat seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. Hal tersebut dikarenakan konfigurasi antara Bulan, Bumi, dan Matahari yang membentuk satu garis lurus.
Adapun gerhana Bulan yang dapat disaksikan di Indonesia dalam satu dekade mendatang akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.
Lebih lanjut, Indonesia bisa melihat puncak hujan meteor Geminid pada 14-15 Desember 2022. Geminid sendiri merupakan hujan meteor yang titik radiannya berasal dari rasi bintang Gemini.
Geminid bisa terlihat dari arah Timur Laut sampai Barat Laut sejak pukul 20.30 waktu setempat hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.
“Meteor Geminid tetap dapat diamati tanpa alat bantu optik. Pengamatan akan tampak lebih jelas ketika cuaca cerah, bebas dari penghalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya,” kata Andi.

0 Komentar